Sabtu, 30 Januari 2021

Litosfer

 Kulit Bumi (Litosfer) - Pengertian, Teori, Struktus dan Manfaat

Untuk kali ini kami akan membahas mengenai teks ulasan yang dimana dalam hal ini akan mengulas pengertian, teori, struktur dan manfaat, nah untuk lebih jelasnya simak uraian berikut ini.

Kulit Bumi (Litosfer) - Pengertian, Teori, Struktur dan Manfaat

Pengertian Kulit Bumi (Litosfer)

Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet yang paling padat penduduknya dan terbesar kelima dari delapan planet di tata surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet terestrial dari Tata Surya. Bumi kadang-kadang disebut dunia atau Planet Biru.

Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya di Bumi pertama.Biosfer miliar tahun dan kemudian perlahan-lahan mengubah suasana dan kondisi fisik dasar lainnya, yang memungkinkan proliferasi organisme dan pembentukan lapisan ozon, yang bersama-sama dengan medan magnet bumi menghalangi radiasi matahari yang berbahaya dan memungkinkan makhluk hidup mikroskopis berkembang biak dengan aman di daratan. Sifat fisik, sejarah geologi, dan orbit Bumi memungkinkan kehidupan untuk dapat terus bertahan hidup.


Litosfer Bumi dibagi menjadi beberapa segmen yang kaku, atau lempeng tektonik, yang memiliki gerakan di seluruh permukaan bumi selama jutaan tahun. Lebih dari 70% dari permukaan bumi ditutupi oleh air, dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau yang memiliki banyak danau dan sumber air lainnya yang berkontribusi besar terhadap pembentukan hidrosfer.

Kutub Bumi sebagian besar tertutup es; es padat di lapisan es Antartika dan es laut di es kutub. Interior bumi tetap aktif, dengan inti terdiri dari besi padat, sedangkan inti luar dalam bentuk cairan yang menciptakan medan magnet, dan lapisan tebal yang relatif solid dalam mantel.

Teori Terbentuknya Kulit Bumi (Litosfer)

1. Teori Kontraksi

  • Dikemukakan pertama kali oleh Descrates (1596-1650)
  • Menyatakan bahwa :

Bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut yang disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan, sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran.

  • Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852).

2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

  • Dikemukakan oleh E. Zuess & Frank B. Taylor (1910).
  • Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di belahan Bumi bagian utara dan Gondwana di belahan Bumi bagian selatan.
  • Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhirnya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil seperti sekarang. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan, Antartika, India.

3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)

  • Dikemukakan oleh Alfred Wegener pada tahun 1912
  • Menyatakan bahwa :

Pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus bergerak melalui dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju equator.

  • Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil pada kedua daerah tersebut.
  • Bukti selanjutnya, jajaran pegunungan yang terpotong oleh samudera. Gambar di bawah menunjukkan jajaran pegunungan pada kedua sisi Samudera Atlantik. Pegunungan Appalachia yang terpotong oleh pantai Newfoundland serupa dengan jajaran pegunungan di Kepulauan Inggris dan Scandinavia dalam hal struktur dan juga umurnya.

4. Teori Konveksi (Convection Theory)

  • Dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz.
  • Menyatakan bahwa :

Di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya, sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru, menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.

  • Bukti kebenaran teori konveksi adalah terdapatnya tanggul dasar samudera (Mid Oceanic Ridge), seperti Mid Atlantic Ridge dan Pasific-Atlantic Ridge. Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan bahwa semakin jauh dari punggung tengah samudera, umur batuan semakin tua. Artinya terdapat gerakan yang berasal dari Mid Oceanic Ridge ke arah berlawanan yang disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.

5. Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic Theory)

  • Dikemukakan oleh Alfred Wegener.
  • Berdasarkan Teori Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng- lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.

Struktur Kulit Bumi (Litosfer)

Berikut ini terdapat beberapa stuktur kulit bumi (litosfer), antara lain:


  1. Kerak Bumi 

Bagian paling luar dari kulit bumi dengan ketebalan 0-40 km dan merupakan massa yang heterogen yang terdiri dari berbagai macam batuan. Analisis kimia yang dilakukan terhadap kerak bumi ini membuktikan bahwa beberapa unsur yang membentuk batuan pada umumnya yaitu 02, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, dan Mg.


Susunan kerak bumi yang membentuk benua berbeda dengan kerak bumi yang terdapat di bawah samudera. Harry Hess, pada tahun 1960, dengan teori tektonik lempeng-nya membagi kerak bumi menjadi dua bagian, yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak benua terdiri dari batuan yang ringan dan banyak mengandung SiO2 (Silika), sedangkan kerak samudera sebagai dasar samudera terdiri dari batu-batuan yang sangat padat berwarna gelap dan miskin akan SiO2. Kedua kerak ini membentuk lempeng-lempeng berukuran raksasa yang disebut dengan Lempeng Benua dan Lempeng Samudera. Lempeng-lempeng itu bergerak di atas mantel bumi dengan kecepatan antara 1- 10 cm / tahun atau 100 km/10 juta tahun. Batas antara lempeng merupakan daerah gempa dan gejala pembentukan pegunungan.

Teori ini didukung oleh data penelitian geologi, geologi kelautan, kemagnetan purba, kegempaan, pendugaan paleontologi, dan pengeboran laut dalam.


Tektonik Lempeng sebagai Teori Tektonik Global yang baru menjalin berbagai konsep dan teori, seperti apungan benua (continental drifi-; Wagener, 1912), arus konveksi (convection current: Holmes, 1923), pemekaran lantai samudera (sea floor spreading: Dietz Harry Hess, 1962) dan sesar mendatar (transform fault; Wilson, 1970). Sebagai pembaharu Teori Tektonik Lempeng antara lain Issack drr (1968), Le Pichon (1968), McKenzie & Parker (1967), Morgan (1968), Hamilton (1968), Ringwood (1969), Dickinson, Dewey & Bird (1970), dan lain sebagainya.

Batas-batas antar lempeng itu berwujud sebagai berikut

  • Pematang tengah samudera (mid ocean ridge). Melalui pematang ini magma dapat keluar membentuk kerak bumi.
  • Sesar mendatar. Terdapat dua lempeng yang saling bergeser.
  • Palung-palung laut dalam. Terdapat dua lempeng yang saling bertemu dan bertumbukan (bertabrakan). Selanjutnya, lempengan samudera akan menyusup atau menunjam ke dalam lempengan benua karena lempengan samudera mempunyai berat jenis yang lebih besar. Pada bidang batas pertemuan atau penyusupan akan ditemui jalur palung laut (oceanic trench), proses pelipatan, dan sesar (fold and fault process) yang disertai adanya kegiatan vulkanisme serta merupakan wilayah rawan gempa. Lempeng kerak samudera terutama terdiri dari batuan Kristalin dengan unsur-unsur utamanya adalah Silisium (Si) Alumunium (Al), karena itu disebut juga dengan Lapisan SiAI. Lempeng samudera terutama terdiri dari unsur Si dan Mg karenanya disebut sebagai Lapisan SiMa. Kerak bumi disebut juga Lapisan Granitis karena batuan dominan pembentuknya adalah dari granit. Sedangkan kerak samudera disebut Basaltis karena batuan pembentuknya adalah Basalt.
  1. Selubung Bumi (Mantle) 

Di bawah kerak bumi, dihubungkan oleh bidang Mohorovicic Discontinuity, terdapat lapisan mantle yang bersifat padat dan membentang sampai ke bagian cair ke dalam bagian bumi, dengan kedalaman mencapai 2.900 km dari dasar kerak bumi. Lapisan ini mengandung banyak mineral Ferro-Magnesium. Susunannya homogen dan untuk mengimbangi gerakan kerak bumi yang tidak stabil, bagian atas mantle dapat berubah sifatnya menjadi plastis atau semi-plastis (vitrous atau glassy).


  1. Inti Bumi (iarysfer)

Berdasarkan sifat-sifat gelombang seismik, para ahli memperkirakan bahwa inti bumi terdiri dari dua bagian, yaitu:

  1. Inti luar, bersifat leleh (tidak padat).
  2. Inti dalam, bersifat padat.

Lapisan bumi dalam materi kali ini berisi penjelasan tentang struktur, susunan, karakteristik, dan gambar dari masing-masing lapisan bumi. Pengetahuan tentang bumi terus berkembang dari masa ke masa. Dahulu kala, sebelum IPTEK berkembang, mungkin pengetahuan kita tentang bumi hanya sebatas apa yang tampak di permukaan bumi saja, seperti gunung, lembah, samudera, dan lain sebagainya. Tetapi, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita berhasil maju lebih jauh lagi dengan mengungkap fakta bahwa ternyata bumi memiliki lapisan-lapisan penyusun. Seluruh lapisan inilah yang bergabung menjadi satu dan memberi bentuk bagi bumi.


Lapisan Kulit Bumi (Litosfer)

Berikut ini terdapat beberapa lapisan kulit bumi (litosfer), antara lain:


1. Lapisan Sial

Sesuai dengan namanya, lapisan sial adalah lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium (Si) dan aluminium (Al). Persenyawannya berbentuk SiO2 dan Al2O3.


Dalam lapisan ini terdapat batuan sedimen, granit, andesit, beberapa jenis metamorf dan beraneka jenis batuan lain yang terdapat di daratn benua.Lapisan sial disebut juga lapisan kerak yang bersifat padat dan kaku. Lapisan ini memiliki ketebalan rata rata sekitar 35 KM.


Lapisan sial atau lapisan sial ini dibagi menjadi dua bagian. Yaitu kerak benua dan kerak samudra.

  • Lapisan kerak benua merupakan benda padat yang terdiri atas batuan beku granit pada bagian atasnya dan batuan beku basalt pada bagian bawahnya. Kerak ini yang kemudian ditempati sebagai benua.
  • Lapisan kerak samudra adalah benda padat yang terdiri atas endapan di laut pada bagian tas, kemudian dibawahnya batuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun atas batuan beku gabro dan peridotit. Kerak ini yang kemudian mengisi samudra.

2. Lapisan Sima

Lapisan sima adalah lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam silium (Si) dan magnesium (Mg) dalam bentuk senyawa SiO2 dan Mgo. Lapisan ini mempunyai berat jenis lebih besar dari lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium, yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan sima merupakan bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 KM.


Lapisan kulit bumi merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi keberlangsungan bumi. Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia memiliki aktivitas diatas litosfer.


Selanjutnya litosfer bagian bawah mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan mineral atau tambang yang berasal dari lapisan kulit bumi bagian bawah diantaranya adalah minyak bumi, gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.


Manfaat Kulit Bumi (litosfer) dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berikut ini terdapat beberapa manfaat kulit bumi (litosfer) dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

  1. Untuk kebutuhan industri, seperti industri elektronika, industry, peralatan rumah tangga, industri bahan bangunan, maupun industri kendaraan bermotor dapat memanfaatkan unsur besi dan aluminium.
  2. Dalam lapisan litosfer banyak terkandung berbagai mineral,  seperti intan, emas, perak, dan lain-lain.
  3. Unsur uranium meskipun dalam jumlah yang sedikit dan terbatas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dan pembuatan bahan peledak.
  4. Dalam kegiatan pertanian juga memanfaatkan unsur pada litosfer seperti pupuk buatan berupa NPK (nitrogen, phosphat, dan kalium).

Material Pembentukan Litosfer Bumi

Litosfer terdiri dari tiga jenis utama dari bahan dengan bahan dasar pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda. Berikut adalah konstituen material batuan litosfer.

Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% dari bahan batu yang membentuk batuan kerak bumi adalah batuan beku. Berdasarkan formasi magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam.


  • Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)

Batuan beku dalam kasus pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika mereka jauh di kerak bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diorit, gabro dan.


  • Batuan Beku Gang/Korok (hypabisal)

Penggalian batuan beku terjadi dari magma membeku di lorong antara ruang magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan litosfer mengalami proses yang lebih cepat beku, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang tidak sama besarnya adalah karakteristik dari penggalian batuan beku.


  • Batuan Beku Luar (vulkanik)

Batuan beku luar kasus magma yang keluar dari magma membeku di permukaan bumi (sebagai hasil dari letusan gunung berapi magma). Contoh batuan beku luar adalah: basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batu apung (batu apung).


2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)

Batuan sedimen adalah batuan mineral yang telah terbentuk di permukaan bumi yang lapuk. Bagian – bagian yang terpisah dari pelapukan yang terpisah dan ditansportasikan dengan menjalankan air, angin, atau gletser yang kemudian disimpan atau tersedimentasi dan ada proses diagenesis yang menyebabkan pengendapan sedimen mengeras dan menjadi bantuan. Proses pembentukan batuan sedimen terdiri dari tidak berdasar,

  • Batuan sedimen klastik
  • Batuan sedimen kimia
  • Batuan sedimen Organik

Berdasarkan energi batu diangkut sedimen terdiri dari :

  • Batuan sedimen Aeris atau Aeolis.
  • Batuan sedimen glasial.
  • Batuan sedimen Aquatis.
  • Batuan sedimen Kelautan.

Batuan metamorf (metamorf)

  • Batuan metamorf terbentuk karena penambahan suhu atau penambahan tekanan tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar